A thousand years

07.03



“ibu! aku ingin menjadi gadis yang mulia suatu saat nanti “
“pasti sayang ibu akan selalu menyertai mu”
               Aaahhh, mereka itu yang selalu jadi sorotan di kedua mata ku ini. Tak pernah ku lewatkan sedikit pun tentang argument tentang ibu dan anak. Rasa iri selalu menyelubungi hati ini. Andaikan mereka tahu tentang apa yang aku rasakan saat ini kepada perasaan mereka. Banyak diantara mereka menyia-nyiakan orang tua mereka. Tidak kah mereka tahu bahwa tak selamanya mereka di samping nya. Tuhan andai kan di dunia ini aku termasuk orang yang bisa membaca masa depan.! Tentu aku tak akan seperti ini. Hidup ku hampa tanpa mereka.
               
             Aku benci hidup seperti ini! Tunggu! Untuk apa aku cemburu pada mereka?  aku lebih bahagia tanpa mereka! aku bisa tanpa mereka, aku punya segala nya. Brengsek! Mengapa aku selalu begini? Memperdebat kan hal yang tak akan bisa  ku miliki. Tuhan tak adil pada kehidupan ku. Mengapa di dunia ini seolah-olah hanya aku yang menderita sendirian. Percuma aku memiki harta yang bergelimang, hidup mewah, tanpa ada orang yang ingin membagi kebersamaan dengan ku. Orang tua ku terlalu sibuk. Seolah-olah aku tak pernah muncul di kehidupan mereka.
               Ah! Persetan dengan mereka! Hidup ku jauh lebih baik tanpa mereka. Tuhan, dosa kah aku mengatakan itu? Aku bingung harus bagaimana dengan semua keadaan ini? Mengapa harus aku? Tidak kah Kau bosan mendengar segala keluh kesah ku ini? Tuhan, andai kan waktu bisa ku ubah. Akan ku buat orang yang seperti ku tak pernah muncul di dunia ini. Aku hanya lah sebuah beban bagi mereka. Berandai-andai seperti ini memang tak pernah bisa terwujud? Itu kah yang akan Kau katakan Tuhan?? Aku lelah! aku tak sanggup bila harus begini. Mungkin, ini termasuk surat pengeluhan ku terhadap Mu yang ke sekian kalinya. Dan mungkin tak akan pernah berhenti menulis surat seperti ini hingga Kau mengabul kan apa yang aku inginkan. Egois memang! Tapi, apa daya ini Tuhan?
             Aku selalu merasa bersalah dan tak layak menjalani sebuah kehidupan di dunia. Hanya rasa iri, cemburu, gelisah, bimbang yang setia mengisi hari-hari di dalam lubuk hati ini. Sudah cukup aku begini Tuhan! Sudah cukup! Namun bila memang ini yang Kau ingin kan, tak ada jalan bagi ku untuk keluar dari permasalahan ini. Hanya Engkau! Ya, hanya Engkau yang bisa menghentikan semua panggung sandiwara ini.
            “Tuhan, bila memang aku termasuk orang yang tidak bahagia dalam rasa kasih sayang orang yang aku cintai, aku harap Engkau tetap disisi ku. Meski aku termasuk orang yang selalu mengeluh.
              Tuhan, jika memang ini jalan yang Kau ingin kan berikan lah sedikit celah bagi ku untuk tetap bersabar dalam kehidupan. Aku tak sanggup bila harus terus mengeluh.
Tuhan, aku mencintai orang yang telah memberi ku kesempatan hidup, meski sekarang mereka tak menganggap ku ada. Aku tetap mengasihi mereka untuk seribu tahun lamanya dan seribu tahun lagi.
            Tuhan, hanya mereka yang aku kenal sebagai orang tua ku. Aku harap Engkau juga mencintai mereka lebih dalam dari perasaan ku. Dan memaaf kan segala ke khilafan mereka. Buat lah aku ada dalam hati mereka meski aku tak di harap kan.”
AMIN J
(“aku tetap mengasihi mereka untuk seribu tahun lamanya dan seribu tahun lagi”)
                                                                                          



Inspirasi : anak jalanan :D
Created by : veronica yulli andari hidayat

You Might Also Like

0 komentar